Di hari Jum'at yang panas, tampak seorang pemuda yang masih duduk di bangku SMA sedang berjalan pulang menuju rumahnya. Ia pun tidak tahu kalau hari ini adalah hari sial atau bahkan hari baiknya. Saat disekolah, ia selalu diBully karena telah naksir seorang anak pengusaha kaya. Dan teman temannya menyangka bahwa ia bagaikan mimpi di siang bolong lalu mereka mengejeknya habis habisan.
Namun tiba tiba, ditengah jalan. Ia melihat seorang gadis yang sedang ketakutan didalam mobilnya dan dikelilingi oleh para Begal. Ternyata gadis itu adalah gadis yang ia taksir. Dalam hati ia berkata "Ah, memangnya aku ini siapa? Kok berani beraninya sok pahlawan? Aku kan anak orang miskin, dan dia kan anak konglomerat." (Gumamnya sejenak).
Sejenak, ia pun menyerah dan enggan untuk menyelamatkan gadis itu. Lalu dengan sekejap mata, ia berubah pikiran. Langsung diambilnya Topeng Super dari tasnya dan langsung menerjang para begal itu. "Hei Siapa lu? Yaa,,, bocah ingusan udah berani lo!! (Tantang salah seorang begal). "Kalau berani jangan ganggu dia! Dia itu perempuan."(Bentak Pemuda itu) "Ya,,, masih bayi sudah berani melawan kita mana pakai topeng topengan lagi. Ayo langsung garap aja."(Ajak Begal yang lain).
Akhirnya, para begal dan si pemuda saling serang. 5 orang begal melawan 1 anak SMA yang miskin, jelek, dan selalu di Bully. Namun ia tak patah semangat, ia selalu berusaha menolong siapa saja demi kebaikan. Ada yang memukul pemuda itu dari belakang, ada yang menendang perutnya, dan akhirnya ada yang hendak menyodorkan senjata tajam. Dan tiba tiba, si Pemuda itu pun bangkit dan menangkis senjata tajam tersebut. Ia balik menyerang para Begal itu. Di pukulnya leher seorang dari begal itu, lalu ia menedang bagian sensitif seorang lagi. Sudah 2 orang kalah, tinggal 3 orang lagi. Ketiganya mengepung pemuda itu, namun naas ternyata si pemuda lebih pandai dari yang mereka bayangkan. Ia langsung menunduk dan menendang kaki ketiga Begal itu dengan gerakan menyapu hingga jatuh. Setelah itu, 1 orang begal melarikan diri dan ia mencoba mengejarnya. Ia melompat langsung menuju Seorang Begal tersebut dengan posisi siap menendang. Akhirnya begal itu pun terjatuh.
Ternyata ilmu Karate dan Taekwondo yang ia pelajari, tidak sia sia. Dengan ilmu tersebut ia bisa menolong orang yang membutuhkan. Beberapa menit kemudian rombongan mobil polisi datang ke Tempat Kejadian. Para Polisi pun memborgol Begal Begal itu dan mengucapkan terimakasih. "Siapa namamu nak?"(Tanya Komandan Polisi). "Umar Pak!"(Jawab Pemuda itu). "Terimakasih ya! Karena selama ini kami telah mencari para buronan ini. Dan akhirnya nak Umar telah membantu kami menemukannya. Karena nak Umar sudah membantu kami, kami akan memberi imbalan untuk nak Umar." (Ucap Polisi itu dengan bangga). "Tidak usah Pak! Saya ikhlas kok menolong sesama."(Ucap Umar dengan tersenyum).
Rombongan Polisi langsung pergi meninggalkan Umar dengan membawa para Begal tersebut. Si Umar memakai topengnya lagi dan mendekati gadis itu. "Ehmm, ka kamu sudah nggak apa apa kan?"( tanya Umar dengan agak gugup). "Oh, nggak apa apa kok. Sekali lagi terimakasih ya!" (Ucap gadis itu dengan ramah). Dan si Umar pun langsung pergi meninggalkan gadis itu setelah ia sadar gadis terebut adalah anak koglomerat yang ditaksirnya. Namun tiba tiba, ia ditahan oleh gadis tersebut. "Eh tunggu dulu!" (Gadis itu memegang tangan Umar). "Ada apa?"(Tanya Umar yang masih bertopeng). "Namaku Nia, namamu siapa?"(Gadis itu mengajak berkenalan). "Oh, panggil saja aku SuperJones! Sudah dulu ya."(Umar langsung lari lantaran malu).
Keesokan harinya, Bel pulang sekolah berbunyi dan seluruh siswa keluar untuk pulang. Umar masih berjalan jalan di koridor sekolah seraya menuju kantin. "Yaaa!!! Ini dia pangeran kodok dari kampung. Naksir anak orang kaya. Mimpi Lo!!" "Hahahahaha!!" (Bullian dari teman temannya). Umar masih tetap diam saja dan tidak begitu menggubris omongan mereka. Dan setelah ia melangkah beberapa langkah, bullian itu sudah sepi lantaran teman temannya sudah pulang.
Tiba tiba, ia dikejutkan lagi oleh orang yang sama. Seorang gadis cantik yang terlihat glamour, namun tidak sombong seperti teman yang lainnya. "Hai Umar!"(Sapa Gadis itu). "Ha hai juga Nia!"(Sapa balik Umar). "Oh ya, Umar! Ada teman kamu yang bilang kalau kamu itu jago Matematika, nanti kamu bisa ajari aku kan?"(Ajak Nia kepada Umar). Umar pun menghela nafas panjang seraya lega karena tentang kejadian kemarin, Nia benar benar tidak tahu kalau yang menolong adalah dirinya. "Gimana Mar? Kamu bisa kan?"(Nia memastikan). "Ehm i iya kok, aku bisa."(Umar berbicara masih gugup).
Disaat Umar hendak berjalan menuju kantin, tiba tiba sebuah topeng jatuh ke lantai. "Lho, sepertinya aku kenal topeng ini. Tapi dimana ya?"(Nia seraya mengambil topeng itu). "Eh bukan apa apa kok, ini cuma topeng mainan."(Umar seraya nyengar nyengir nggak jelas). "Tunggu dulu, sepertinya orang yang menolong aku kemarin pakai topeng ini. Jangan jangan kamu itu SuperJones?"
Umar terdiam sejenak berpura pura tak tahu apa apa. "Ayo jawab? Kamu kan SuperJones kemarin?"(Nia seraya memaksa). "I i iya. Itu aku."(Umar bertambah gugup). "Oh, jadi begitu. Lalu kenapa kamu nggak jujur dari awal?"(Nia bertanya lagi). "Ehm aku aku, malu. Karena aku terus di Bully sama teman teman. Dan aku nggak mau kamu merasa risih karena aku."(Umar menjawab). "Maksudnya kamu malu kenapa?"(menanya balik pada Umar). "Karena a a aku, su su su ka ke ke kamu."(Umar seraya mau kabur).
Namun sebelum Umar kabur lagi lagi tangannya tertahan oleh Nia. "Oh kalau itu kamu nggak usah malu, sebenarnya aku ju ju juga suka ke kamu. Dan aku nggak hanya suka, aku juga kagum sama kamu."(Balasan yang manis dari Nia). Lalu, bagaimana dengan anak anak sekelasmu? Mereka pastinya akan membully kamu. (Umar jadi Salting). "Kalau soal mereka sih, jangan terlalu dipikirkan, meskipun aku ini anak orang kaya. Tapi aku selalu diajari untuk hidup sederhana, jadi kamu nggak perlu malu sama teman teman sekelasku."(Jawab Nia dengan bijak). "Oh jadi kalau begitu nanti aku langsung kerumahmu ya."(Umar sudah tidak gugup). "Memang mau apa kerumahku?"(Nia dengan penasaran). "Mau ngelamar kamu!! Ya mau ngajari Matematika lah!"(Jawab Umar dengan Lugasnya). "Ihh, mulai nakal deh.(Seraya tersipu malu).
Akhirnya, dari kejadian itu, Umar sudah tidak minder lagi. Karena ia sadar bahwa dibalik kekurangan yang ia miliki, dan yang paling dijadikan Bullyan dari teman temannya. Ternyata ia memiliki kelebihan yang paling berharga dibandingkan teman temannya.
Selesai
No comments:
Post a Comment